Memperingati Hari Malaria Sedunia: Menelusuri Seluk-Beluk Penyakit Malaria

Memperingati Hari Malaria Sedunia: Menelusuri Seluk-Beluk Penyakit Malaria

Setiap tahun pada tanggal 25 April, dunia memperingati Hari Malaria Sedunia sebagai momentum penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang penyakit yang telah menjadi tantangan kesehatan utama di berbagai belahan dunia. Meskipun dapat dicegah dan diobati, malaria tetap menjadi penyakit yang menginfeksi jutaan orang dan menyebabkan ratusan ribu kematian setiap tahunnya. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang seluk-beluk malaria, mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, hingga upaya global dan nasional dalam pemberantasan malaria, serta pentingnya peringatan Hari Malaria Sedunia.

Apa Itu Malaria dan Mengapa Diperingati dalam Kalender Global?

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan menyebar melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Meskipun dapat diobati, penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat, mulai dari menyebabkan anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian[1].

Hari Malaria Sedunia atau World Malaria Day ditetapkan pada tanggal 25 April setiap tahun setelah dicanangkan secara resmi oleh negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Majelis Kesehatan Dunia tahun 2007[2]. Peringatan ini merupakan pengembangan dari Hari Malaria Afrika yang telah diperingati sejak tahun 2001[2]. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria dan memperkuat komitmen global dalam upaya mengendalikan dan memberantas penyakit ini[3].

Pada tahun 2025, Hari Malaria Sedunia mengusung tema “Malaria Berakhir di Tangan Kita: Berinvestasi Kembali, Bayangkan Kembali, Nyalakan Kembali”. Tema ini menekankan pentingnya investasi, inovasi, kolaborasi, dan aksi akar rumput untuk mempercepat kemajuan menuju dunia yang bebas malaria[4].

Penyebab dan Siklus Hidup Parasit Malaria

Malaria disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang sudah terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit manusia, parasit dari air liur nyamuk masuk ke aliran darah manusia[5].

Siklus hidup Plasmodium dibagi menjadi dua tahap utama: stadium aseksual di dalam tubuh manusia dan stadium seksual di dalam tubuh nyamuk. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, parasit akan menuju ke hati (siklus eksoeritrositik) di mana mereka berkembang biak. Kemudian, parasit memasuki aliran darah dan menginfeksi sel darah merah (siklus eritrositik)[5].

Beberapa jenis Plasmodium dapat menyebabkan malaria pada manusia, dengan Plasmodium falciparum dikenal sebagai jenis yang paling berbahaya. Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Plasmodium knowlesi juga umum ditemukan dan dapat berkembang dengan cepat, menyebabkan kerusakan organ hingga kematian[6].

Gejala dan Tahapan Malaria

Gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi, meskipun pada beberapa kasus gejala baru timbul setelah beberapa bulan karena parasit dapat bertahan dalam keadaan tidak aktif di dalam tubuh[7].

Gejala malaria sering digambarkan melalui tiga tahap yang berlangsung selama 6-12 jam:

  1. Tahap pertama: menggigil
  2. Tahap kedua: demam tinggi dan sakit kepala
  3. Tahap ketiga: berkeringat banyak dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal[1]

Selain itu, penderita malaria juga dapat mengalami gejala lain seperti:

  • Pegal linu
  • Gejala anemia atau kurang darah
  • Mual atau muntah
  • Nyeri perut
  • Diare
  • BAB berdarah[7]

Gejala-gejala ini dapat muncul dengan siklus tertentu, yaitu muncul 3 hari sekali (malaria tertiana) atau 4 hari sekali (malaria kuartana)[7].

Pengobatan Malaria

Pengobatan malaria dilakukan dengan pemberian obat antimalaria untuk membunuh parasit dalam tubuh penderita. Jenis dan jangka waktu pemberian obat tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis parasit yang menyerang, tingkat keparahan gejala, usia pasien, dan kondisi kehamilan pada wanita[8][9].

WHO merekomendasikan Terapi Kombinasi Berbasis Artemisinin (Artemisinin-based Combination Therapies/ACT) untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Kombinasi obat yang digunakan meliputi:

  • Artemether dan lumefantrine
  • Artesunate dan amodiaquine
  • Dihydroartemisinin dan piperaquine
  • Artesunate, sulfadoxine, dan pyrimethamine[9]

Untuk malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dokter dapat memberikan kombinasi obat ACT atau chloroquine, ditambah primaquine untuk mencegah kekambuhan[9].

Bagi penderita malaria dengan kondisi parah, perawatan di rumah sakit diperlukan dengan pemberian obat melalui suntikan, setidaknya dalam 24 jam pertama, sebelum beralih ke obat dalam bentuk tablet[9].

Komplikasi Malaria

Jika tidak segera ditangani, malaria dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, terutama pada penderita yang terinfeksi Plasmodium falciparum. Beberapa komplikasi yang sering terjadi antara lain:

  1. Anemia – Kerusakan sel darah merah oleh parasit malaria dapat menyebabkan anemia, kondisi di mana kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi rendah. Ini merupakan komplikasi yang umum terjadi, terutama pada anak-anak dan wanita hamil[10].
  2. Hepatitis – Infeksi malaria dapat menyebabkan peradangan pada hati, dengan gejala meliputi nyeri perut, mual, muntah, dan peningkatan kadar enzim hati dalam darah[10].
  3. Gagal ginjal – Pada kasus malaria parah, terutama yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, dapat terjadi kegagalan ginjal akut ketika ginjal tidak mampu menyaring limbah dan racun dari darah secara efektif[10].
  4. Hipoglikemia – Malaria dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang parah (hipoglikemia), terutama pada anak-anak. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati[10].
  5. Koma malaria – Ini adalah keadaan medis darurat yang serius, biasanya terjadi pada kasus malaria cerebral (malaria yang menyerang otak). Koma malaria ditandai dengan kehilangan kesadaran yang mendalam dan memerlukan perawatan medis segera[10].

Pencegahan Malaria

Pencegahan malaria fokus pada dua aspek utama: melindungi diri dari gigitan nyamuk dan mengendalikan populasi nyamuk Anopheles. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Melindungi Diri dari Gigitan Nyamuk

  • Menggunakan kelambu saat tidur atau mengenakan pakaian panjang
  • Mengoleskan minyak sereh, minyak kayu putih, atau obat oles anti nyamuk pada tubuh
  • Menyemprotkan obat anti nyamuk sebelum tidur pada kamar tidur dan ruangan lainnya
  • Menggunakan obat anti nyamuk bakar
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan lubang ventilasi rumah
  • Menempatkan kandang ternak terpisah dari tempat tinggal[11]

Mengendalikan Populasi Nyamuk Anopheles

  • Membersihkan lingkungan rumah dari semak-semak rimbun
  • Membersihkan parit dan selokan agar tidak terjadi genangan air
  • Mengeringkan genangan air yang tidak diperlukan
  • Melaksanakan mina padi di sawah
  • Mengatur pola tanam padi secara serempak atau berselang (padi-palawija-padi)
  • Menebarkan ikan pemakan jentik seperti mujair dan nila pada genangan potensial atau kolam yang tidak terawat[11]

Selain itu, bagi orang yang akan bepergian ke daerah endemis malaria, dokter dapat meresepkan obat profilaksis malaria sebagai tindakan pencegahan[1][12].

Situasi Malaria di Indonesia dan Dunia

Malaria di Indonesia

Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun, meskipun masih banyak kasus yang ditemukan di beberapa provinsi di wilayah timur, seperti Papua dan Papua Barat. Sementara itu, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah masuk kategori provinsi bebas malaria[1].

Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 ditemukan 418.546 kasus malaria di Indonesia, menurun dibandingkan tahun 2022 yang mencatat 443.530 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 369.119 kasus ditemukan di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan[13].

Meskipun terjadi penurunan kasus, Indonesia masih menempati posisi kedua dengan kasus malaria tertinggi di Asia setelah India. World Malaria Report 2023 melaporkan bahwa India dan Indonesia masih menyumbang sekitar 94 persen kematian akibat malaria di seluruh kawasan WHO Asia Tenggara[13].

Malaria di Dunia

Menurut World Malaria Report 2023, pada tahun 2022 terdapat 249 juta kasus malaria secara global, meningkat lima juta kasus dibandingkan tahun 2021 dan berada di atas jumlah kasus sebelum pandemi COVID-19[14].

Laporan terbaru dari WHO dalam World Malaria Report 2024 menunjukkan bahwa pada tahun 2023 terdapat sekitar 263 juta kasus malaria dan 597.000 kematian akibat malaria di seluruh dunia. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 11 juta kasus dibandingkan tahun 2022[15].

Sekitar 95% kematian akibat malaria terjadi di kawasan Afrika, di mana banyak orang yang berisiko masih kekurangan akses terhadap layanan yang mereka butuhkan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit ini[15].

Upaya Global dan Nasional dalam Pemberantasan Malaria

Upaya Global

WHO dan berbagai organisasi kesehatan global telah mengembangkan berbagai strategi untuk mengendalikan dan mengeliminasi malaria. Salah satu kemajuan signifikan adalah pengembangan vaksin malaria. Saat ini, terdapat dua vaksin yang direkomendasikan oleh WHO: RTS,S/AS01 dan R21/Matrix-M[16].

Vaksin RTS,S pertama kali direkomendasikan oleh WHO pada Oktober 2021 dan telah mencapai lebih dari 2 juta anak di Ghana, Kenya, dan Malawi melalui Program Implementasi Vaksin Malaria. Evaluasi independen menunjukkan dampak kesehatan masyarakat yang tinggi, termasuk penurunan 13% dalam angka kematian anak-anak yang memenuhi syarat untuk vaksinasi[16].

Hingga awal April 2025, 19 negara di Afrika telah menawarkan vaksin malaria sebagai bagian dari program imunisasi anak-anak mereka. Permintaan akan vaksin malaria sangat tinggi, dengan setidaknya 30 negara di Afrika berencana untuk mengintroduksi vaksin malaria ke dalam program imunisasi anak-anak mereka[16].

Upaya Nasional

Indonesia telah menargetkan Eliminasi Malaria Nasional dapat tercapai pada tahun 2030. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ditargetkan sebanyak 408 kabupaten/kota di Indonesia dapat terbebas dari malaria[17].

Pada tahun 2023, terdapat 389 kabupaten/kota yang telah mencapai tahap pemeliharaan atau Bebas Malaria, melebihi target RPJMN yang menetapkan 385 kabupaten/kota. Target untuk tahun 2024 adalah 405 kabupaten/kota, dan per Maret 2024 telah mencapai 393 kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi malaria[13][17].

Proses sertifikasi eliminasi malaria dilakukan melalui penilaian mandiri (self assessment) terhadap 11 indikator yang ditetapkan, dengan 3 indikator utama sebagai syarat mutlak yang harus dipertahankan selama 3 tahun berturut-turut:

  1. Annual Parasite Incidence (API) kurang dari 1 per 1000 penduduk
  2. Positivity rate kurang dari 5%
  3. Tidak ada kasus indigenous[17]

Pentingnya Hari Malaria Sedunia

Peringatan Hari Malaria Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat komitmen global dalam upaya eliminasi malaria[18]. Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang gejala, pencegahan, dan pentingnya akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang efektif[3].

Selain itu, Hari Malaria Sedunia juga menjadi sarana untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi dalam upaya global memberantas malaria dan mengurangi dampaknya terhadap kesehatan dan pembangunan[3][19].

Di Indonesia, peringatan ini menjadi pengingat tentang pentingnya upaya nasional untuk mencapai target eliminasi malaria pada tahun 2030. Melalui berbagai program dan intervensi, Indonesia terus berupaya mengurangi beban malaria, terutama di daerah-daerah endemis tinggi seperti Papua dan Nusa Tenggara[13][17].

Kesimpulan

Malaria tetap menjadi tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Meskipun dapat dicegah dan diobati, penyakit ini masih menyebabkan jutaan kasus dan ratusan ribu kematian setiap tahunnya, terutama di Afrika dan Asia.

Peringatan Hari Malaria Sedunia pada tanggal 25 April setiap tahunnya menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria dan memperkuat komitmen global dalam upaya pengendalian dan eliminasi penyakit ini.

Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya eliminasi malaria, dengan semakin banyak kabupaten/kota yang mencapai status bebas malaria. Namun, tantangan masih dihadapi terutama di kawasan timur Indonesia seperti Papua dan Nusa Tenggara yang masih menjadi daerah endemis tinggi malaria.

Untuk mencapai target eliminasi malaria pada tahun 2030, diperlukan komitmen kuat dari pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian malaria, peningkatan akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang tepat, serta edukasi masyarakat tentang malaria perlu terus ditingkatkan. Dengan upaya bersama, visi Indonesia dan dunia yang bebas malaria dapat diwujudkan.

Daftar Referensi

  1. https://www.alodokter.com/malaria   
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Malaria_Sedunia 
  3. https://kemkes.go.id/id/agenda-kegiatan/hari-malaria-sedunia  
  4. https://rsjrw.id/news/hari-malaria-sedunia-2025
  5. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/malaria/patofisiologi 
  6. https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-serangga/tanda-dan-gejala-malaria/
  7. https://www.alodokter.com/malaria/gejala  
  8. https://www.halodoc.com/artikel/ini-pengobatan-malaria-yang-bisa-dilakukan
  9. https://www.alodokter.com/malaria/pengobatan   
  10. https://telemed.ihc.id/artikel-detail-1248-Malaria,-Komplikasi-dan-Pencegahannya.html    
  11. http://puskesmaskedungbanteng.banyumaskab.go.id/news/48040/mengenal-malaria-penyebab-gejala-dan-cara-pencegahannya 
  12. https://www.halodoc.com/artikel/6-cara-pencegahan-malaria-paling-efektif
  13. https://www.antaranews.com/berita/4074792/kemenkes-kasus-malaria-ri-turun-tapi-masih-tertinggi-kedua-di-asia   
  14. https://www.who.int/teams/global-malaria-programme/reports/world-malaria-report-2023
  15. https://www.who.int/teams/global-malaria-programme/reports/world-malaria-report-2024 
  16. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/q-a-on-rts-s-malaria-vaccine  
  17. https://amp.kontan.co.id/news/ini-upaya-pemerintah-kejar-target-bebas-malaria-di-2030   
  18. https://kemkes.go.id/eng/agenda-kegiatan/peringatan-hari-malaria-sedunia-tahun-2025
  19. https://unitkesehatan.ipb.ac.id/hari-malaria-sedunia/

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan