Pengadaan barang dan jasa di tingkat desa bukanlah sekadar kegiatan administrasi. Ia merupakan jantung dari pembangunan desa yang transparan, partisipatif, dan berkelanjutan. Episode ke-4 dari seri RUPEN TV mengangkat topik ini secara mendalam, menyoroti bagaimana desa-desa di Indonesia bisa melakukan pengadaan dengan benar, efektif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Mengapa Pengadaan di Desa Penting?
Desa kini menjadi pusat pembangunan berbasis masyarakat. Dengan kucuran Dana Desa yang terus meningkat tiap tahunnya, pengelolaan anggaran menjadi tantangan sekaligus peluang. Proses pengadaan yang baik akan menentukan seberapa maksimal dana tersebut bermanfaat bagi warga desa.
Landasan Hukum yang Kuat
Pengadaan barang/jasa desa memiliki payung hukum yang jelas, antara lain:
- Permendagri terkait pengelolaan keuangan desa.
- Permen Desa PDTT yang mengatur teknis pelaksanaan pengadaan.
Perbedaan mendasar antara pengadaan desa dengan instansi pemerintah lainnya terletak pada pendekatan yang lebih sederhana, fleksibel, namun tetap akuntabel.
Tahapan Pengadaan Barang/Jasa di Desa
Video ini menjelaskan lima tahapan utama:
- Perencanaan – Desa menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP Desa) berdasarkan prioritas RKP‑Des.
- Penyusunan Dokumen – Mencakup spesifikasi teknis, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan Kerangka Acuan Kerja.
- Pemilihan Penyedia – Bisa melalui swakelola, penyedia lokal, atau metode lelang sederhana.
- Pelaksanaan & Kontrak – Pelaksanaan kegiatan berdasarkan dokumen kontrak dan pengawasan oleh tim pelaksana.
- Pelaporan & Evaluasi – Semua kegiatan didokumentasikan untuk pertanggungjawaban kepada masyarakat dan pihak pengawas.
Tiga Metode Utama dalam Pengadaan Desa
- Swakelola Desa
- Dilaksanakan sendiri oleh masyarakat desa.
- Meningkatkan partisipasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat pelaksanaan.
- Tantangannya: kualitas hasil dan potensi konflik internal.
- Menggunakan Penyedia Lokal
- Menjalin kerja sama dengan UMKM atau toko lokal.
- Menumbuhkan ekonomi desa dan mempermudah logistik.
- Lelang Sederhana
- Untuk pengadaan bernilai besar atau membutuhkan persaingan harga.
- Transparansi lebih tinggi, meski membutuhkan dukungan teknis dan dokumen resmi.
Tantangan dan Solusi
Beberapa tantangan yang umum ditemui antara lain:
- Kurangnya kapasitas teknis aparatur desa.
- Minimnya pemahaman terhadap mekanisme pengadaan.
- Potensi praktik pengadaan yang tidak sesuai prosedur.
Solusinya antara lain:
- Pelatihan rutin bagi perangkat desa.
- Pendampingan dari tenaga ahli atau fasilitator.
- Pembentukan Pokja pengadaan di tingkat desa.
Pentingnya Transparansi dan Digitalisasi
Transparansi bukan hanya soal laporan. Ia adalah bagian dari upaya membangun kepercayaan publik. Setiap pengadaan harus bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Ke depan, integrasi e‑procurement desa diharapkan menjadi solusi digital untuk menciptakan proses yang lebih rapi, cepat, dan bebas dari praktik manipulatif.
Penutup
Pengadaan barang dan jasa desa bukan hanya tugas administratif. Ia adalah salah satu bentuk nyata dari pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang transparan, serta pengawasan yang partisipatif, desa akan mampu menjadi motor penggerak pembangunan yang sesungguhnya: dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Tonton video selengkapnya di sini:
Jika kamu punya pengalaman atau pendapat terkait pengadaan desa di tempatmu, silakan tinggalkan komentar di bawah. Mari saling belajar dan berbagi demi desa yang lebih maju dan mandiri!