Pengaturan otonomi daerah di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang yang dipengaruhi oleh dinamika politik, sosial, dan kebutuhan tata kelola pemerintahan. Berikut adalah sejarah dan perkembangan utama undang-undang terkait otonomi daerah:
Masa Pra-Kemerdekaan
- Decentralisatie Wet 1903 (UU Desentralisasi 1903)
Masa Awal Kemerdekaan
- UUD 1945 Pasal 18
- Sejak 18 Agustus 1945, konstitusi Indonesia sudah mengatur tentang daerah dan prinsip otonomi daerah secara konstitusional[3].
- UU No. 1 Tahun 1945
- UU No. 22 Tahun 1948
Periode 1950–1970-an
- UU No. 1 Tahun 1957
- UU No. 18 Tahun 1965
- UU No. 5 Tahun 1974
Era Reformasi dan Desentralisasi Modern
- UU No. 22 Tahun 1999
- Menandai perubahan besar dengan memberikan otonomi yang luas kepada daerah. Daerah memiliki kewenangan di hampir seluruh bidang kecuali urusan strategis seperti politik luar negeri, pertahanan, keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Disertai dengan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah[4][1][5][3][6][7].
- UU No. 32 Tahun 2004
- UU No. 23 Tahun 2014
Tabel Perbandingan Undang-Undang Otonomi Daerah
| Periode | Undang-Undang | Ciri Utama/Pokok Pengaturan |
| Pra-Kemerdekaan | Decentralisatie Wet 1903 | Otonomi administratif, pembentukan dewan daerah |
| Awal Kemerdekaan | UU No. 1 Tahun 1945 | Komite Nasional Daerah, karesidenan, kabupaten |
| UU No. 22 Tahun 1948 | Daerah otonom biasa/istimewa, 3 tingkatan daerah | |
| Demokrasi Terpimpin | UU No. 1 Tahun 1957 | Daerah Swatantra, otonomi seluas-luasnya |
| UU No. 18 Tahun 1965 | Otonomi riil dan seluas-luasnya | |
| Orde Baru | UU No. 5 Tahun 1974 | Otonomi nyata dan bertanggung jawab, sentralistik |
| Reformasi | UU No. 22 Tahun 1999 | Otonomi luas, desentralisasi fiskal |
| UU No. 32 Tahun 2004 | Penyempurnaan, pilkada langsung, pemekaran daerah | |
| UU No. 23 Tahun 2014 | Penguatan tata kelola, pilkada, pengaturan desa |
Kesimpulan
Sejarah undang-undang otonomi daerah di Indonesia mencerminkan dinamika hubungan pusat-daerah yang terus berkembang, dari sentralisasi di masa Orde Baru menuju desentralisasi dan otonomi yang lebih luas di era Reformasi hingga saat ini. Setiap perubahan regulasi dipengaruhi oleh konteks politik dan kebutuhan tata kelola negara yang berbeda-beda di setiap masa[4][1][5][3][6].
Daftar Referensi:
- https://historia.id/politik/articles/menelaah-sejarah-otonomi-daerah-P74dj
- https://baktinews.bakti.or.id/artikel/menelaah-sejarah-otonomi-daerah
- https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/viewFile/361/334
- https://palangkaraya.go.id/26-tahun-otonomi-daerah-di-indonesia/
- https://binus.ac.id/character-building/2023/10/perkembangan-otonomi-daerah-di-indonesia/
- https://indramayukab.go.id/yuuk-mengenal-sejarah-hari-otonomi-daerah/
- https://setkab.go.id/perkembangan-konsep-pembinaan-dan-pengawasan-dalam-peraturan-perundang-undangan-dari-tahun-1999-sampai-sekarang/
- https://bunghatta.ac.id/artikel-79-otonomi-daerah-pasca-revisi-uu-nomor-22-tahun-1999-tantangan-dalam-mewujudkan-local-accountability.html

