Makna dan Hikmah Surat An-Nas: Perlindungan dari Bisikan Jahat

Makna dan Hikmah Surat An-Nas: Perlindungan dari Bisikan Jahat

Surat An-Nas adalah surat terakhir dalam Al-Qur’an yang mengajarkan tentang pentingnya memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan, khususnya dari bisikan setan yang selalu mengintai manusia. Melalui surat yang ringkas namun sarat makna ini, kita diingatkan akan kerentanan manusia dan kuatnya perlindungan Allah.

Mengenal Surat An-Nas

Surat An-Nas merupakan surat ke-114 dalam Al-Qur’an dan menjadi penutup sempurna kitab suci ini. Nama “An-Nas” diambil dari ayat pertama yang berarti “manusia” dan tercantum berulang kali dalam surat ini. Terdiri dari 6 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah karena diturunkan di Makkah[1].

Bersama dengan Surat Al-Falaq, Surat An-Nas dikenal sebagai Al-Mu’awwidzatain yang berarti “dua surat perlindungan” karena keduanya dimulai dengan kata “A’udzu” yang artinya “aku berlindung”[2]. Kedua surat ini juga disebut Al-Muqasyqisyatain, yang artinya surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan[3].

Teks dan Terjemahan Surat An-Nas

Berikut adalah teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan Surat An-Nas:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Qul a’ụżu birabbin-nās

  1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.[1][4]

مَلِكِ ٱلنَّاسِ
Malikin-nās
2. Raja manusia.[1][4]

إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
Ilāhin-nās
3. Sembahan manusia.[1][4]

مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
Min syarril-waswāsil-khannās
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,[1][4]

ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,[1][4]

مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Minal-jinnati wan-nās
6. Dari (golongan) jin dan manusia.[1][4]

Makna dan Tafsir Surat An-Nas

Surat An-Nas mengandung permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari segala bentuk kejahatan yang berasal dari bisikan setan. Surat ini memiliki keistimewaan karena menggambarkan Allah SWT dengan tiga sifat utama yang disebutkan secara berurutan[5]:

1. Rabb An-Nas (Tuhan Manusia)

Pada ayat pertama, Allah digambarkan sebagai Rabb (Tuhan) yang menciptakan, memelihara, dan menguasai manusia. Imam Jalaluddin Al-Mahalli menjelaskan bahwa maksud Rabb disini adalah Allah yang menciptakan manusia, sehingga Dia juga yang memilikinya[4]. Allah adalah yang menumbuhkan, mengembangkan, dan menjamin kelangsungan hidup manusia dengan nikmat dan kasih sayang-Nya[6].

2. Malik An-Nas (Raja Manusia)

Pada ayat kedua, Allah disebut sebagai Malik (Raja) yang memiliki kekuasaan tertinggi atas manusia. Kekuasaan-Nya sempurna dan mutlak dalam mengendalikan perkara manusia[2]. Kata “Raja” mengacu pada Allah yang memiliki kebebasan mutlak dalam menangani ciptaan-Nya[6].

3. Ilah An-Nas (Sembahan Manusia)

Pada ayat ketiga, Allah digambarkan sebagai Ilah (Sembahan) manusia. Dia adalah satu-satunya yang berhak disembah, dituhankan oleh hati, dicintai, dan diagungkan[7]. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya sosok yang patut disembah, diimani, dituhankan, dan dicintai[4].

Tafsir Godaan Setan dalam Surat An-Nas

Ayat ke-4 hingga ke-6 menjelaskan tentang godaan setan yang disebut “al-waswas al-khannas” (pembisik yang bersembunyi). Para ulama menjelaskan bahwa “al-waswas” adalah kata dasar yang berarti isim fa’il, yaitu apa yang terlintas dalam hati berupa pikiran, sangkaan, atau khayalan yang tidak ada kebenarannya[7].

Sedangkan “al-khannas” berarti yang memperdayakan, mengganggu, yang pergi dan datang ketika seseorang berdzikir kepada Allah[7]. Setan akan bersembunyi dan menjauh ketika manusia mengingat Allah, namun kembali membisikkan kejahatan ketika manusia lalai.

Surat An-Nas menjelaskan bahwa bisikan jahat tersebut bisa datang baik dari golongan jin (setan) maupun dari golongan manusia yang jahat[1]. Ini menunjukkan bahwa godaan tidak hanya berasal dari setan dalam wujud jin, tetapi juga bisa datang dari manusia yang memiliki niat buruk.

Kisah Turunnya Surat An-Nas

Berdasarkan beberapa riwayat, Surat An-Nas turun bersamaan dengan Surat Al-Falaq. Kedua surat ini diturunkan sebagai jawaban atas sihir yang dilakukan oleh seorang Yahudi bernama Labid bin Al-A’sham terhadap Nabi Muhammad SAW[8][5].

Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengalami sakit yang cukup parah hingga Allah SWT mengutus dua malaikat untuk menjenguknya. Kedua malaikat itu berdiskusi tentang apa yang terjadi pada Nabi, dan diketahui bahwa beliau terkena sihir yang diletakkan di sebuah sumur[8].

Pagi harinya, Nabi Muhammad SAW mengutus beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Mereka menemukan sebuah kotak kecil yang berisi seutas tali dengan 11 simpul. Allah SWT kemudian menurunkan Surat Al-Falaq dan An-Nas. Setiap kali Rasulullah SAW membaca satu ayat, satu simpul terurai[8]. Kedua surat pendek itulah yang kemudian disebut sebagai Al-Mu’awwidzatain karena telah mampu mengobati penyakit akibat sihir pada Nabi Muhammad SAW.

Keutamaan Membaca Surat An-Nas

Membaca Surat An-Nas memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  1. Mendapat Perlindungan dari Allah: Surat ini menjadi doa perlindungan yang dapat dibaca untuk meminta perlindungan Allah dari godaan setan, baik dari golongan jin maupun manusia[6].
  2. Menjadi Obat Spiritual: Bersama dengan Surat Al-Falaq, Surat An-Nas mampu menjadi obat spiritual, sebagaimana terbukti ketika menyembuhkan Nabi Muhammad SAW dari sihir[2].
  3. Terhindar dari Keburukan: Dengan rutin membaca surat ini, seseorang diharapkan dapat terhindar dari berbagai keburukan dan godaan setan[2].
  4. Membebaskan dari Kemunafikan: Surat An-Nas dan Al-Falaq juga dikenal dengan sebutan Al-Muqasyataan, yang mampu membebaskan manusia dari sifat munafik[3][8].

Hikmah dan Pelajaran dari Surat An-Nas

Ada beberapa hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari Surat An-Nas, di antaranya:

1. Keimanan kepada Allah dengan Sifat-sifat-Nya

Surat An-Nas mengajarkan kita untuk mengenal Allah melalui tiga sifat utama-Nya: sebagai Rabb (Tuhan), Malik (Raja), dan Ilah (Sembahan). Pemahaman ini memperkuat keimanan kita bahwa hanya Allah yang mampu melindungi kita dari segala kejahatan[1].

2. Kesadaran akan Adanya Godaan Setan

Surat ini mengingatkan kita bahwa godaan dan bisikan jahat selalu mengintai manusia, baik dari jin maupun manusia[6]. Setan tidak pernah berhenti menggoda manusia untuk menyesatkannya dari jalan yang lurus.

3. Pentingnya Berlindung kepada Allah

Dengan menyebutkan ketiga sifat Allah secara berurutan (Rabb, Malik, Ilah), Surat An-Nas mengajarkan kita untuk selalu berlindung kepada Allah yang memiliki kekuasaan sempurna atas seluruh aspek kehidupan manusia[5].

4. Waspada terhadap Bisikan Hati

Kita perlu waspada terhadap bisikan-bisikan jahat yang dapat masuk ke dalam hati dan menggoda kita untuk berbuat maksiat. Bisikan ini bisa berasal dari setan maupun dari manusia yang berniat jahat[1][7].

Kesimpulan

Surat An-Nas meskipun pendek namun memiliki makna yang sangat dalam. Surat ini mengajarkan kita tentang ketergantungan manusia kepada Allah dan kerentanannya terhadap godaan setan. Dengan memahami dan mengamalkan Surat An-Nas, kita diingatkan untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan, khususnya dari bisikan-bisikan jahat yang dapat mengganggu keimanan dan ketakwaan kita.

Sebagai penutup Al-Qur’an, Surat An-Nas memberikan pesan bahwa perjalanan hidup manusia akan selalu diwarnai dengan godaan dan ujian, namun dengan berlindung kepada Allah sebagai Tuhan, Raja, dan Sembahan kita, maka kita akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Daftar Referensi

  1. https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7595155/tafsir-surat-an-naas-jelaskan-hubungan-manusia-dan-setan         
  2. https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6574676/3-keutamaan-surat-an-nas-terhindar-dari-keburukan-hingga-jadi-obat   
  3. https://bersamadakwah.net/surat-an-nas/ 
  4. https://katadata.co.id/lifestyle/varia/6433fb50af673/memahami-arti-surat-an-nas-dan-keutamaannya-untuk-diamalkan       
  5. https://www.lbbcendikia.com/makna-dan-kisah-turunnya-surat-an-nas/  
  6. https://www.liputan6.com/islami/read/4934488/makna-surah-an-nas-dan-manfaat-membacanya-setiap-hari   
  7. https://almanhaj.or.id/1513-tafsir-surat-an-naas.html   
  8. https://www.detik.com/hikmah/quran-online/an-nas   

** AI-Generated, Perplexity

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan